Pages

Senin, 28 November 2011

KEWAJIBAN BERJILBAB


Memakai Jilbab Sebagai Kewajiban Seorang Muslimah
SAYA dengan beberapa literatur penting yang dijadikan rujukan awal dalam pengembangan pembahasan serta hubungan dengan fakta di lapangan. Upaya ini dilakukan untuk mengetahui apakah fakta di lapangan sesuai dengan teori yang sudah ada atau tidak.
Terkadang muncul suatu pertanyaan, mengapa saya harus berjilbab? Dari pertanyaan ini maka dapat ditarik sebuah jawaban bahwa sebab seseorang berjilbab adalah adanya ketentuan syar’i, sebagaimana perintah-perintah lain yang telah ditetapkan dalam syari’at Islam.[1] Misalnya perintah shalat, puasa, zakat dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Ahzab: 59
Terjemahnya:
Hai Nabi katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.[2]
Berdasarkan dalil di atas jelaslah bahwa jilbab berfungsi untuk  menutupi aurat dan menjadikan mereka wanita-wanita yang suci dan terpelihara. Seorang wanita muslimah dapat dibedakan dengan melihat pakaian yang ia kenakan, dan jika seorang muslimah berjilbab niscaya orang-orang fasiq tidak akan berani mengganggu karena itu terdapat isyarat bahwa kebaikan seorang wanita ketika ia tidak mendapat gangguan lagi dengan adanya jilbab yang ia kenakan.
Allah juga memberi keringanan kepada perempuan yang sudah tua dan lemah untuk menanggalkan jilbab karena tidak ada keinginan untuk menikah lagi, serta tidak ada dosa atas mereka yang menanggalkan pakaian.[3]
Adapun syarat-syarat jilbab yang umum untuk digunakan muslimah dan tidak terlepas dari ajaran-ajaran Islam atau tuntutan agama yaitu:
a. Hendaknya menutupi badan
b. Tidak menjadikan jilbab sebagai hiasan
c. Tidak transparan, dan tidak sempit
d. Tidak menyemprotkan wewangian lainnya
e. Tidak menyerupai pakaian kafir
Menurut thabathabai memahami kata jilbab dalam arti pakaian yang menutupi seluruh badan atau kerudung yang menutupi kepala dan wajah wanita. Sedangkan Al-Biqai menyebutkan beberapa pendapatnya yaitu:
  1. Baju yang longgar atau kerudung penutup kepala wanita (menutupi tangan dan kaki)
  2. Pakaian yang menutupi baju dan kerudung dipakainya (menutupi wajah dan leher)
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa tujuan yang dikehendaki ayat sebelumnya adalah menjadikan mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu. Memakai atau meletakkan kerudung terkadang seorang muslimah sudah memakainya akan tetapi cara memakainya belum mendukung atau tidak sesuai apa yang dikehendaki ayat di atas (sudah memakai belum mengulurkannya).[4]
Memakai jilbab adalah kewajiban bagi para muslimah. Oleh karena itu suatu kewajiban haruslah dilaksanakan, hal ini (memakai jilbab) dapat diqiyaskan dengan hukum melaksanakan shalat, puasa pada bulan Ramadhan dan hal-hal yang lainnya. Hal yang harus diluruskan adalah bahwa itu merupakan kewajiban tetapi masih ada saja yang menganggapnya sepele. Sedangkan yang sudah memakai seharusnya cara memakainya disesuaikan dengan tuntunan ajaran-ajaran Islam.
B. Aqidah akhlak sebagai Sarana Motivasi untuk Memakai Jilbab
Islam merupakan agama yang paling sempurna. Islam menekankan agar menuntut ilmu sehingga dengan adanya ilmu-ilmu agama yang ia dapat, pada khususnya merupakan sarana untuk memotivasi dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang ia dapatkan baik dari segi pendidikan formal, non formal dan informal. Beberapa literatur rujukan yang dijadikan penulis sebagai sumber data primer antara lain buku yang di tulis oleh Khaeruddin yang berjudul pemikiran dan etika pendidikan Islam, yang salah satu pembahasannya mendeskripsikan nilai-nilai ajaran agama Islam terutama dari segi akhlak. Nilai akhlak yang dimaksudkan adalah akhlak terhadap diri sendiri maupun terhadap sesama manusia (akhlak berpakaian) yang Islami.[5]
Banyak ahli yang mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing namun intinya sama yakni suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu,[6] yaitu memakai jilbab sebagai seorang muslimah yang dapat menimbulkan motivasi sehingga ajaran Islam merupakan sarana untuk memotivasi mahasiswi memakai jilbab.
Ajaran Islam berperan penting untuk menimbulkan motivasi kepada para siswi. Kandungan ajaran Islam merupakan langkah awal sebagai pemotivasi karena di dalamnya dijelaskan bahwa memakai jilbab adalah kewajiban yang kedudukannya sama dengan perintah-perintah Allah SWT, katakan saja rukun Islam.
Selain itu hal yang perlu diluruskan adalah adanya perbedaan persepsi tentang jilbab itu sendiri. Namun, hal ini bukanlah merupakan suatu kendala bahwa dapat mengurangi motivasi para siswi muslimah untuk memakai jilbab. Hal yang dipertentangkan adalah makna dari jilbab itu sendiri. Ada argumentasi kelompok yang mengatakan seluruh badan wanita adalah aurat, akan tetapi hadits tersebut dinilai Hasan oleh At-Tirmidzi karena perawinya memiliki sedikit kelemahan dalam ingatannya dan gharib yang tidak diriwayatkan kecuali melalui seorang demi seorang. Hemat penulis, hadits di atas kalaupun dinilai shahih tidaklah menunjukkan bahwa seluruh tubuh siswi adalah aurat.[7] Karena kata siswi adalah aurat, dapat berarti bagian-bagian tertentu dari badan atau gerakan yang rawan menimbulkan rangsangan.
Artinya:
Dari Ibn Mas’ud bahwa Nabi SAW bersabda, “wanita adalah aurat, maka apabila ia keluar (rumah), maka setan tampil membelalakkan matanya dan bermaksud buruk terhadapnya” (H.R. At- Tirmidzi dan dia menilainya Hasan gharib).[8]
Hadist di atas juga dapat dijadikan alasan untuk melarang wanita ke luar rumah, paling tinggi dia hanyalah merupakan peringatan agar wanita menutup auratnya dengan baik dan bersikap sopan sesuai dengan tututan agama, lebih-lebih apabila dia keluar rumah, agar tidak merangsang terutama kepada sesama (manusia).[9]
Puluhan hadits yang menunjukkan bahwa banyak wanita-wanita pada jaman Nabi justru diperbolehkan keluar rumah untuk melakukan aneka kegiatan positif.[10]
C. Konsep Islam tentang Jilbab
Dikisahkan dalam al-quran bahwa turunnya ayat jilbab berawal dari peristiwa yang menyangkut diri zainab yaitu ketika selesai pernikahan antara Rasulullah dan Zainab. Sekelompok tamu-tamu telah pulang hingga beliaupun bangkit hendak masuk ke bilik  keluarnya Zainab. tiba-tiba ada seseorang yang ingin bertemu Rasulullah dan hendak masuk memberi tahu akan tetapi Nabi membuat hijab antara orang-orang itu dengan beliau.dan saat itulah turun firman Allah surah Al-Ahzab ayat 53 sebagai berikut:
Terjemahan
Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka(istri-istri Nabi) maka mintalah dari balik tabir,cara yang demikian lebih suci bagi hatimu  dan hati mereka.[11]
Selanjutnya dapat dilihat bagaimana analisa jilbab dalam persfektif islam bahwa betapa dimuliakannya kaum wanita, islam senantiasa membentuk dan menjaga nilainilai etik pergaulan. Islam tidak membenarkan kaum wanita harus dipingit dalam rumah seperti tahan, akan tetapi dengan jilbab justru untuk melindungi mereka dari bahaya dan kekacauan serta untu membrantas tingkah laku dalam artian tingkah laku yang tidak pantas.
Satu hal yang paling patal adalah dengan tiadanya jilbab dalam artian batasan pergaulan dan berkembangnya hubungan bebas justru telah menyebabkan beruntungnya kekuatan masyarakat.
Jilbab dalam pandangan islam bukanlah berarti mencabut kepercayaan terhadap mereka akan tetapi suatu upaya dan usaha pemeliharaan kehormatan mereka agar tidak terjatuh dalam jurang jerendahan dan kehinaan. Kedudukan kaum wanita dalam islam itu betul-betul terhormat yang patut bagi insane yang berakal untuk mengangkat topi serta mengagumi keindahan dan keistimewaan aturan islam ini.[12]
Cukup banyak ayat Al-qur’an yangmemerintahkan wanita agar senantiasa menjaga kesopanan dalam bertutur cara berpakaian dan tingkah laku. Diantaranya firman Allah SWT:
Terjemahnya:
Wahai Nabi, katakanlah kepada isttri-istrimu, anak-anak perempuanmu hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah di kenal (sebagai perempuan baik-baik), sehingga mereka tidak diganggu. Sungguh Allah adala Maha pengampun lagi maha penyayang (Qs. Al-Ahzab:59).[13]
Adapun menurut sebagian pukaha aurat perempuan diluar sholat ketika berhadapan dengan laki-laki asing (yakni yang bukan mahramnya) samaseperti dalam sholat.yakni seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua tekapak tangannya, tetapi sebagian yang lainnya seperti Abu Hanifah, Ats- Tsauri dan Al-muzani (dari kalangan mazhab Syafii) selain wajah dan kedua tangannya yang boleh terbuka, juga kedua kakinya sampai pergelangan.hal ini demi tidak menyulitkannya dalam bergerak dan menunaikan tugasnya sehari-hari.
Menurut ibnu Rusyd dalam bukunya Bidayat Al-Mujtahid I / 83, mayoritas ulama menyatakan bahwa aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua tangannya(sampai pergelangan). Tapi Abu Hanifah berpendapat bahwa kaki perempuan sampai pergelangannya termasuk aurat. sebaliknya Aha\nad Bin Hambal berpendapat bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat.semua ini perbedaan dalam memahami firman Allah SWT:
…dan janganlah mereka (kaum wanita yang beriman) menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya.(QS,An-nur:31).[14]

Senin, 14 November 2011

CARA MENINGKATKAN LOYALITAS KONSUMEN

Cara Ampuh Meningkatkan Loyalitas Konsumen

Mitos Loyalitas : Pelanggan yang loyal lebih murah dalam melayaninya dibandingkan pelanggan yang bukan loyal
Kesalahan bahwa pelanggan yang loyal tidak lebih mahal dalam memberikan pelayanan dibandingkan kepada pelanggan yang belum loyal berasal dari lingkungan manufaktur, sehingga hal ini menjadi mempengaruhi strategi dan taktik dari semua manufaktur di seluruh dunia . Yang pertama sering disebut sebagai kurva pengalaman (juga disebut kurva belajar), awalnya dipopulerkan oleh Boston Consulting Group.

Pada intinya, teori di balik kurva pengalaman menyatakan bahwa biaya produk yang kompleks dan jasa akan menurun sekitar 20 hingga 30 persen dengan masing-masing dua kali lipat dari akumulasi pengalaman. Pengalaman strategi kurva telah terintegrasi ke dalam strategi perusahaan sejak 1960-an.
Sumber lain dari mitos ini terletak pada gerakan kualitas di tahun 1980-an dan 1990-an. Produsen menemukan bahwa peningkatan kualitas menghasilkan penghematan biaya yang lebih besar daripada biaya peningkatan operasi . Pada intinya, peningkatan kualitas menciptakan efisiensi operasi yang menurunkan biaya produksi.
Kedua kurva pengalaman dan efisiensi operasi kualitas secara konsisten telah terbukti benar dalam lingkungan manufaktur. Akibatnya, akan muncul intuitif bahwa mereka juga harus benar dalam lingkungan pelayanan. Penting untuk diingat bahwa pergeralam retensi pelanggan dan loyalitas pelanggan, pada awalnya, atau setidaknya melibatkan hal disekitar pelayanan, oleh karena itu mengapa Reichheld dan Sasser menulis dalam artikel seminar Harvard Business Review yang berjudul “Zero Defections: Quality Comes to Services.”
Reichheld berpendapat bahwa loyalitas pelanggan diartikan sebagai penghematan biaya pelanggan bagi perusahaan, dia menyatakan “biaya operasi anda untuk melayani mereka [pelanggan yang loyal] akan menurun “ seiring berjalannya waktu . Alasannya adalah : “Karena perusahaan telah memiliki pengetahuan terhadap pelanggan, maka dapat melayaninya dengan lebih efisien .” Dari hasil yang diperoleh tersebut melalui pengalaman manufaktur melalui efisiensi pembelajaran, dan peningkatan kualitas, maka pendapat dari Reichheld tidak hanya masuk akal, tetapi dapat dibuktikan .
Tetapi pemisahan antara pembuktian dan kejadian seringkali ada jurang pemisah. Tidak ada perusahaan yang diteliti oleh Reinartz dan Kumar yang memiliki biaya yang lebih murah dalam melayani pelanggan yang loyal dibandingkan pelanggan jangka pendek . Satu-satunya korelasi adalah dalam sektor layanan teknologi tinggi, dan disini pelanggan yang loyal lebih mahal dalam pelayanannya .
Di saat perusahaan mengetahui tentang loyalitas pelanggannya, maka pelanggan yang loyal akan mengetahui bahwa perusahaan juga akan lebih baik lagi. Sehingga, mereka akan lebih banyak menuntut perusahaan melalui pengetahuan tentang cara kerja sistem di dalam perusahaan . Hal ini memungkinkan mereka untuk mencari hal yang mereka yakini sebagai perlakuan yang kurang, dan mereka akan meminta imbalan dari hubungan ini, yang mana akan membebani biaya untuk memenuhinya .
Kita akhiri diskusi tentang mitos ini dengan pernyataan yang dibuat oleh seorang perwira senior dari sebuah maskapai penerbangan besar ketika ia menyajikan kepada petugas perusahaan. Secara khusus, ia membahas keluhan pramugari tentang tingginya jarak tempuh pelanggan frequent flier. Dia mencatat bahwa keluhan kru ini tentang pelanggan bisa menjadi rumit dan ketergantungan. Dia menjawab: “Ya, tetapi mereka adalah kita ”


MITOS KESETIAAN: Loyalitas Pelanggan Membawa Kepuasan Pelanggan
Tanpa diragukan kembali, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan saling terkait. Tapi hubungannya tidak langsung dan tidak linier. Jelasnya, ketidakpuasan pelanggan akan lebih berpengaruh dibandingkan ketidakpuasan konsumen. Permasalahan dengan ketidakpuasan konsumen berkaitan dengan loyalitas konsumen, meskipun demikian, kebanyakan perusahaan tidak memiliki gelombang yang besar tentang ketidakpuasan sehingga dapat membuat mereka sadar tentang dampak ketidakpuasan itu. Jika mereka mengalaminya, maka mereka tidak akan di bisnis ini lebih lama lagi .
Kebanyakan perusahaan memiliki pelanggan yang setengah puas. Dalam kebanyakan perusahaan besar di dunia, kepuasan di atas 85 persen dari pelanggan mereka dikategorikan puas. Sehingga (ketiadaan ketidakpuasan) tidak menjadi titik pembeda dalam persaingan .
Dengan memperhatikan hubungan antara kepuasan dan loyalitas, kita perlu memikirkan tentang kepuasan sebagai tiga hal kategori : tidak puas, agak puas, dan sangat puas. Hal ini tidak akan terjadi sampai konsumen mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi, kepuasan itu sangat berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan .
Bahkan ketika kepuasan mencapai tingkat yang sangat tinggi, tetap harus diingat bahwa ada beberapa faktor tambahan yang mempengaruhi loyalitas pelangga :
• Biaya penggantian (waktu, uang, usaha, dll)
• Kecenderungan yang kuat untuk beralih kepada penyedia layanan atau brand yang lain (misalnya, pelanggan menikmati pencarian variasi).
• Tindakan kompetisi (misalnya diskon, kupon, promosi).
Meskipun kepuasan pelanggan mungkin sangat diperlukan dalam loyalitas pelanggan, tetapi ini tidak menjamin pelanggan akan loyal .

Sumber : Timothy L. Keiningham, Terry G. Vavra, Lerzan Aksoy and Henri Wallard, Loyalty Myths: Hyped Strategies That Will Put You Out of Businessand Proven Tactics That Really Work.

Bagaimana Cara Meningkatkan Kepuasan Pelanggan?

Bagaimana Cara Meningkatkan Kepuasan Pelanggan?

Proses mempertahankan pelanggan sebenarnya dimulai pada saat akuisisi, yang menciptakan harapan pelanggan, termasuk persepsi nilai produk dan keunikannya. Penggunaan produk awal menentukan apakah harapan itu terpenuhi. Kemudian faktor lain, seperti kemudahan untuk keluar, kemudahan pembelian, dan layanan pelanggan, juga turut berperan. Bersama faktor-faktor ini akan mempengaruhi perilaku pelanggan jangka panjang dan menentukan hubungan antara penjual dan pembeli.


Dalam model ini, ada tujuh faktor penentu untuk mempertahankan pelanggan: :
1. Harapan pelanggan versus kualitas yang diberikan untuk produk atau jasa
2. Nilai
3. Keunikan produk dan kesesuaian
4. Mekanisme loyalitas
5. Kemudahan pembelian
6. Layanan kepada pelanggan
7. Kemudahan untuk keluar (mengunci provisi)
Subbagian berikut dengan singkat menjelaskan bagaimana masing-masing variabel mempengaruhi usaha untuk mempertahankan pelanggan.
HARAPAN PELANGGAN VERSUS KUALITAS YANG DISEDIAKAN
Pelanggan tidak hanya mengevaluasi produk atau jasa pada kemampuannya sendiri. Mereka mengevaluasi hal ini sesuai harapan mereka. Ini adalah masalah penting, karena melalui komunikasi pasar, perusahaan menetapkan harapan pelanggan. Ketika harapan pelanggan yang terlalu tinggi (meskipun ini dapat menghasilkan percobaan awal) dan produk yang dikirim tidak memenuhi harapan, pelanggan tidak akan mengulangi pembelian. Jadi faktor penting dalam menentukan usaha untuk mempertahankan adalah perbedaan antara harapan pelanggan dan kualitas yang disampaikan dari produk atau jasa. Menaikkan tingkat harapan menghasilkan percobaan, tetapi harapan yang terlalu tinggi menyebabkan retensi yang rendah. Sebuah perusahaan harus berusaha keras untuk menjaga keseimbangan yang optimal antara harapan dan kualitas yang disampaikan.
NILAI
Di sini, kita mendefinisikan nilai sebagai kualitas dibagi dengan harga. Sebuah perusahaan dapat memberikan nilai lebih baik dengan menawarkan kualitas yang lebih tinggi dan kompetisi harga yang tepat atau dengan menawarkan kualitas yang sama dengan harga yang lebih rendah. Sayangnya, perusahaan sering mencoba untuk membenarkan harga yang lebih tinggi dengan menyatakan bahwa mereka memberikan kualitas yang lebih besar. Tapi kualitas sulit untuk didefinisikan dan diukur. Dari perspektif ekuitas pelanggan, perusahaan harus menggantikan harga yang mahal dengan potensi terhadap risiko perpindahan dan hilangnya usaha untuk mempertahankan pelanggan.
KEUNIKAN PRODUK DAN KECOCOKAN
Semakin berbeda suatu produk (atau lebih sulit digantikan), maka semakin besar tingkat untuk mempertahankan konsumen. Ketika konsumen memiliki akses terhadap produk atau layanan yang identik, kemungkinan untuk pembeliannya adalah akan menurun secara signifikan
Sebagai tambahan, ini adalah produk yang penting dalam kaitannya dengan pelanggan. Sama seperti penggunaan “produk akuisisi” adalah penting dalam memperoleh aset pelanggan baru, begitu pula perusahaan harus memastikan bahwa portofolio produk mereka mengandung “retensi” yang memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk melakukan perdagangan hingga saat mereka melanjutkan melalui siklus hidup mereka.
MEKANISME LOYALITAS
Mekanisme Loyalitas dapat menghasilkan tingkat retensi tinggi bahkan ketika produk atau jasa yang bersaing hampir identik. Perusahaan penerbangan telah sering menggunakan flyer program untuk menghasilkan derajat tinggi loyalitas walaupun jasa mereka sangat mirip. Pengecer sekarang menggunakan kartu belanja atau kartu kredit untuk mendorong loyalitas pelanggan.
Neiman-Marcus memiliki kartu Lingkaran , yang menawarkan layanan khusus kepada pelanggan yang lebih baik. Target, diskon massa, membujuk pelanggan untuk menggunakan kartu kredit dengan menyumbang 1 persen dari pembelian mereka terhadap pendidikan. Mekanisme kesetiaan seperti, yang menghubungkan penggunaan dan manfaat, bisa menjadi generator yang sangat kuat untuk mempertahankan konsumen.


KEMUDAHAN PEMBELIAN
Beberapa produk dan jasa sangat sulit untuk ditemukan atau dibeli, yang akan sangat mengurangi usaha mempertahankan konsumen . Sebagai contoh, pelanggan tidak akan secara teratur membeli merek kaus kaki tertentu jika tidak tersedia secara luas, bahkan jika produk sangat berbeda.
Kemudahan pembelian tidak hanya menjadi pertimbangan bagi perusahaan ritel; produsen komponen khusus industri juga perlu memastikan bahwa produk mereka adalah cukup tersedia bagi pembeli. W.W. Grainger menekankan tentang masalah ini yang dengan luas mendistribusikan produk khusus untuk pemasok industri konstruksi. Aeroquip, pembuat selang khusus dan alat kelengkapan, diinvestasikan di toko-toko ritel karena mengetahui bahwa pelanggan membutuhkan produk dengan cepat. Karena sifat darurat untuk memperbaiki selang yang rusak, jika pelanggan mereka tidak bisa mendapatkan merek Aeroquip dalam satu periode waktu yang singkat, mereka akan berganti merek.
LAYANAN PELANGGAN
Jelas, layanan pelanggan merupakan faktor penting dalam retensi pelanggan. Dalam beberapa studi terbaru, layanan pelanggan adalah penentu paling penting dari tentang pelanggan akan pergi atau tidak dari perusahaan. Tapi mendefinisikan layanan pelanggan tidak mudah bagi perusahaan, melakukannya tidak semudah seperti yang terlihat .
Layanan pelanggan memiliki banyak komponen, dan banyak bagian organisasi menyediakannya. Akuntansi memberikan layanan pelanggan ketika memecahkan masalah penagihan pelanggan, logistik menangani masalah layanan pelanggan ketika produk tidak dikirimkan, dan engineering menyediakan layanan pelanggan ketika itu menunjukkan pelanggan bagaimana cara memanfaatkan peralatan supaya lebih efisien atau bagaimana meningkatkan jalur produksi melalui modifikasi kecil produk. Peluang layanan pelanggan masuk dalam organisasi apapun.
Isu ini menjadi cara terbaik untuk mengelola proses tersebut. Tidak ada jawaban sederhana. Beberapa perusahaan memiliki perwakilan layanan pelanggan yang bertanggung jawab untuk menangani semua masalah pelanggan. Perusahaan lain mendesentralisasikan proses. Untuk pelanggan berorientasi ekuitas manajer, evaluasi pilihan layanan dapat dilakukan dengan tiga pertanyaan:
• Apa yang pelanggan ingin lakukan terhadap usaha mempertahankan ini, dan untuk berapa lama?
• Apakah potensi nilai aset untuk pelanggan?
• Apakah ekuitas retensi dibuat melebihi biaya layanan?
KEMUDAHAN UNTUK KELUAR
Hambatan keluar menawarkan satu strategi untuk meningkatkan retensi. Contoh hambatan-hambatan ini meliputi program yang memberikan hadiah dan terus digunakan berdasarkan riwayat penggunaan ; karakteristik desain produk yang membuat sulit untuk mengganti pemasok, dan kurva pembelajaran produk yang membuatnya sulit untuk beralih ke produk pesaing.

Sumber referensi :
Robert C. Blattberg, Gary Getz, and Jacquelyn S. Thomas, Customer Equity: Building and Managing Relationships As Valuable Assets, Harvard Business School Press.

Tahapan untuk Implementasi CRM – Customer Relationship Management

Tahapan untuk Implementasi CRM – Customer Relationship Management

1. Menentukan tujuan yang tepat. Solusi CRM menjadi penting karena berorientasi bisnis . Ini berarti bahwa solusi yang ada harus menggambarkan cara yang diharapkan perusahaan dalam bekerja di masa depan . Untuk melakukan hal ini, harus dimulai dengan strategi CRM dan untuk memastikan bahwa sekali sebuah sistem telah dipasang, sistem tersebut akan mendukung pelanggan, kanal yang ada dan strategi produk . Stratego CRM harus didukung dengan tujuan yang jelas dan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam proses implementasi dan juga fungsinya sebagai faktor keberhasilan terhadap solusi CRM.

2. Melibatkan Semua Departemen yang Terpengaruh
Kepala departemen yang terpengaruh dengan implementasi harus terlibat. Dari awal mereka harus memahami pentingnya mencapai kesepakatan tentang tujuan pelaksanaan. Pada saat yang sama, seharusnya ia menekankan bahwa keberhasilan proses tergantung pada keterlibatan aktif dari manajer. Hal ini bisa diwujudkan dalam bentuk investasi sumber daya (misalnya, ahli bisnis untuk memastikan bahwa proses-proses dan sistem yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka selama tahap awal) dan kesediaan mereka untuk “menjual” perubahan internal dalam organisasi. Mereka harus menjadi pendukung dari inisiatif ini.
3. Mengikuti Perkembangan Proyek dengan Seksama
Terlepas dari kenyataan bahwa rencana yang baik pada awalnya diletakkan di tempatny, kurangnya ketekunan dapat menghasilkan menurunnya optimasi ketika harus memastikan keberhasilan proyek, akan ada banyak kesalahan yang dilakukan. Seringkali perusahaan terlambat untuk meletakkan rencana proyek dibelakang jadwal.
Proyek terlihat maju karena adanya banyak aktivitas, tetapi batas waktunya masih jauh dikemudian hari. Kesalahan penghitungan dapat terjadi, tetapi terlihat tidak serius saat itu.
Secara bertahap, saat proyek telah melampui berbagai halangan, sebuah gambaran mulai muncul dari tugas yang belum mendapatkan cukup perhatian (seperti manajemen perubahan tapi ini tidak menyebabkan manajemen untuk memompa lebih banyak karyawan ke dalam proyek baik Sayangnya dalam kasus seperti. ini, tujuan strategis CRM akan mulai pudar dan solusi tidak akan cukup bagi perusahaan.
Anda dapat mendonwload slide powerpoint yang sangat bagus tentang manajemen pemasaran dan strategi bisnis di sini.
Waktu demi waktu telah menunjukkan bahwa hal tak terduga telah terjadi. Itulah mengapa perlu untuk terus menindaklanjuti dan menyesuaikan rencana dalam hubungannya dengan tujuan proyek asli. Kembali adalah alasan adanya keterlambatan proyek. Beberapa hal yang sah dapat diterima, tetapi yang lain adalah akibat langsung dari kurangnya perencanaan yang tepat atau tanpa perencanaan sama sekali. Tetapi hanya membuat rencana tidak selalu berarti memecahkan masalah. Hal ini juga penting untuk menindaklanjuti rencana tersebut dengan pekerjaan. Dengan kata lain, “rencanakan pekerjaan dan kerjakan perencanaan .”


4. Berkomunikasi secara teratur dengan pihak yang tertarik
Komunikasi adalah salah satu bahan yang paling penting ketika harus memahami perkembangan untuk solusi CRM. Sejak awal, perubahan harus disajikan sebagai tujuan sisi bisnis dan bukan sisi TI. Karyawan harus memahami bahwa perusahaan adalah memulai proyek untuk mencapai manfaat bisnis dalam bentuk kesetiaan, penjualan bersilang, meningkatkan layanan pelanggan dan semacamnya, dan bahwa semua kegiatan bertujuan untuk mempertahankan daya saing perusahaan dan kemampuannya untuk mempertahankan karyawan yang kompeten.
Selama proyek ini, peserta akan datang ke dalam kontak dalam bagian yang besar dari organisasi dan dengan demikian mereka adalah kelompok penting ketika datang untuk melakukan komunikasi. Semua orang-orang ini harus memiliki pemahaman yang baik dari keseluruhan proyek dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan umum seperti: mengapa ini diperlukan? dan bagaimana itu akan menguntungkan perusahaan dan aku? Tips berikut dapat membantu untuk membuat program komunikasi yang sukses:
• Ketika memilih komunikator, perusahaan harus selektif. Orang-orang ini harus dihormati dan dianggap sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan.
• semua harus menghindari perusahaan “drum hutan” karena mereka menjadi sulit untuk dikontrol.
• pemahaman Karyawan terhadap proyek harus terus up to date.
• Harus ada aliran komunikasi. Manajemen tidak perlu takut untuk mencabut pesan yang penting.
• manajer tengah adalah komunikator yang baik dan pada saat yang sama pendukung proyek yang penting.
• Karyawan harus memiliki kesempatan untuk maju dengan umpan balik dan gagasan melalui pertemuan “balai kota”.
• Harus dipergunakan “Bahasa Gambar ” untuk mencegah penjelasan yang terlalu banyak, gambar mewakili seribu kata, pergunakan untuk keunggulan anda .
• Semua informasi tentag proyek harus dikumpulkan dalam database dan tersedia untuk semua pegawai .
Komunikasi tidak hanya berasal dari manajemen puncak dan tim proyek. sikap Karyawan dan dengan penerimaan mereka terhadap solusi CRM sangat dipengaruhi oleh karyawan lain dalam organisasi, khususnya mereka yang mereka hormati, kagumi dan ikuti.
Itulah sebabnya setiap saat sepanjang proyek, tim proyek harus mengidentifikasi orang-orang yang berpengaruh yang dukungannya diperlukan untuk keberhasilan proyek. Dalam situasi di mana dukungan orang itu tidak datang, tim harus mencoba untuk mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk mengubah sikap orang itu.
5. Fokus kepada Kemenangan yang Cepat
Untuk mempromosikan kemauan untuk berubah, manajemen puncak perlu dengan cepat menunjukkan beberapa kemenangan yang cepat untuk organisasi untuk meyakinkan karyawan bahwa telah dilakukan usaha CRM.
Kemenangan yang cepat adalah usaha untuk meyakinkan penjualan bahwa proyek CRM tertarik terhadap pihak lain dalam organisasi. Manajemen seringkali mencoba untuk mencapai beberapa hal besar dengan kemenangan yang cepat di saat awal proyek untuk menciptakan momentum yang diperlukan.
Dalam beberapa kasus, peningkatan pendapatan akan dapat dicapai dengan kemenangan yang cepat di awal proyek dan hampir dapat membayar semua proses yang ada . Hal penting yang harus digarisbawahi di sini adalah menggunakan kemenangan yang cepat secara efektif.
Sumber referensi :
Stanley Brown, Customer Relationship Management: A Strategic Imperative in the World of E-Business, John Wiley.

Cara Ampuh untuk Memahami Perilaku Belanja Konsumen

Cara Ampuh untuk Memahami Perilaku Belanja Konsumen

20Aug2011 Filed under: Consumer Behavior, Manajemen Pemasaran
Perilaku belanja bervariasi berdasarkan kelas sosial. Misalnya, telah ditemukan hubungan yang sangat erat antara pilihan toko dan keanggotaan kelas sosial, hal ini menunjukkan bahwa itu adalah salah asumsi bahwa semua konsumen ingin berbelanja dengan glamor, di toko-toko yang berstatus tinggi. Sebaliknya, orang yang realistis menye suaikan nilai-nilai mereka dengan harapan dalam status toko dan tidak berbelanja jika mereka tidak berada ditempatnya.
Jadi, tidak peduli apa tokonya, setiap toko secara umum memiliki beberapa ide yang sama dengan peringkat status toko dan akan cenderung untuk tidak merendahkan mereka yang tidak mereka rasa sesuai dalam kelas sosialnya . Hasilnya adalah produk dan brand yang sama dapat dibeli di toko yang berbeda dengan kelas sosial anggota . Oleh karena itu, fungsi penting dari iklan ritel adalah untuk memungkinkan pembelanja untuk membuat identifikasi kelas sosial toko. Hal ini dilakukan dari karakter nada dan fisik dari iklan.
Salah satu penelitian studi tentang perilaku belanja dari kelompok perempuan perkotaan telah memberikan sejumlah wawasan berharga pengaruh kelas sosial pada proses belanja:
• Kebanyakan wanita menikmati belanja terlepas dari kelas sosial mereka, namun, untuk alasan kesenangan yang berbeda. Semua kelas menikmati aspek rekreasi dan sosial dari belanja, serta menjadi mengenal hal-hal baru, berburu menawar, dan membandingkan barang dagangan. Namun, kelas bawah lebih menyukai jika menemukan pakaian baru atau barang rumahan, sedangkan kelas menengah-atas dan di atas lebih sering ditentukan oleh suasana toko yang menyenangkan, tampilan, dan kegembiraannya.
• Kelas menengah dan kelas atas berbelanja lebih sering daripada kelas di bawahnya
• Semakin tinggi kelas sosial wanita semakin penting baginya untuk berbelanja dengan cepat .
• Kelas menengah dan pekerja memiliki kecenderungan yang lebih besar dalam memilih barang tanpa membeli apapun .
• Semakin rendah status sosialnya, semakin besar proporsonya untuk berbelanja di pusat kota .
• Persentasi wanita kelas bawah semakin banyak yang menyukai diskon toko daripada wanita kelas menengah ke atas . Daya tarik yang tinggi untuk toko baju berhubungan langsung dengan kelas sosial. Toko yang terlihat luas lebih menarik bagi kelas menengah .
Mari kita menguji secara lebih dekta sifat alami kelas sosial yang ada dalam pola belanja untuk lebih memahami keputusan strategi pemasaran .
Tingkat atas dan menengah atas. Wanita dikelompok ini sengaja berbelanja dan efisien daripada status di bawahnya. Mereka cenderung untuk lebih memahami tentang apa yang mereka inginkan, dimana dan kapan mereka akan berbelanja, cara mereka berbelanja lebih selektif dan memiliki pilihan yang banyak . Konsumen jenis ini lebih menyukai melakukan pencarian informasi sebelum berbelanja. Mereka suka membaca brosur, koran, dan laporan pengujian sebelum melakukan pembelian .
Ada juga penekanan oleh kelompok ini tentang lingkungan toko. Toko harus bersih, teratur, dan mencerminkan selera yang baik. Selain itu, mereka harus dikelola dengan pegawai yang tidak hanya berpengalaman dalam lini produk tertentu , tetapi juga menyadari status pelanggan mereka. Sikap ini menunjukkan kecenderungan toko-toko khusus perkotaan dan pinggiran kota dan yang lebih besar, outlet yang lebih umum. Misalnya, perempuan dari kelompok ini telah ditandai karena biasanya mereka membeli pakaian yang umum dipakai di toko-toko khusus atau di toko tertentu yang terbaik di kotanya .

Kelas Pekerja . Karena perhatian yang kuat dari kelompok ini dengan hubungan pribadi, ada kecenderungan untuk berbelanja di tempat yang dikenal, di tempat rekan kerja setempat . Perilaku ini juga menjelaskan loyalitas mereka terhadap toko yang mereka rasakan seperti ada di rumah. Sebuah penelitian tentang situasi ini dimana wanita dengan One study status yang lebih rendah yang berbelanja di tko yang berstatus tinggi akan merasa aneh dan pelanggan kelas yang tinggi akan “menghukum” mereka dengan berbagai cara .
Seorang wanita mengutarakan perasaannya ketika berada di toko yang berstatus lebih tinggi “petugasnya memperlakukan anda seperti sampah ”. Ada juga yang mencoba untuk menunggu, sampai akhirnya diberitahu bahwa ,”kami pikir anda seorang petugas ”.
Kelas pekerja membeli lebih sedikit daripada kelas menengah atau diatasnya . Mereka lebih suka untuk menggunakan sumber informasi di toko, seperti display dan orang-orang sales . Sifat alami rutinitas merea dalam berbelanja memberikan saran bagi para pemasar untuk menekankan penggunaan tampilan tempat penjualan yang menarik dan ketersediaan barang . Di sini terlihat jelas bahwa kelompok ini adalah sasaran rumah diskon, dan faktanya dia memiliki kekuatan potensial dalam pengembangan penjualan diskon suburban .
Warga Amerika Kelas Bawah. Kelompok ini adalah pembeli yang sesuai dengan dorongan. Kelompok ini cenderung untuk memilih kredit, karena uang mungkin telah dibelikan kepada hal-hal lain yang lebih besar sebelum membeli barang-barang yang kecil . Di waktu yang sama, orang-orang ini mungkin mengalami kesulitan kredit karena status rendahnya pendapatan mereka. Hal ini sering memaksa mereka untuk berhubungan dengan toko lokal yang menawarkan penjualan yang dapat disesuaikan (namun terkadang harganya tinggi ) melakui perjanjian kredit .
Sumber referensi:
Albert Loudon and David Della Britta, Consumer Behavior : Concepts and Applications, , McGraw Hill.

Apa itu CRM – Aplikasi Customer Relationship Management?

Apa itu CRM – Aplikasi Customer Relationship Management?

CRM Operasional. CRM Operasional ini difokuskan pada otomatisasi pelanggan menghadapi bagian dari bisnis. Berbagai perangkat lunak aplikasi CRM memungkinkan fungsi-fungsi pemasaran, penjualan dan jasa yang akan otomatis. Aplikasi utama dalam operasional CRM adalah sebagai berikut.

Marketing automation
Marketing automation (MA) menggunakan terknologi sebagai proses pemasaran. Beberapa kemampuan ditawarkan oleh software MA : segmentasi pelanggan, manajemen kampanye dan pemasaran berbasis event. Perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mengeksplorasi data pelanggan mereka dalam rangka mengembangkan komunikasi yang ditargetkan dan ditawarkan. Segmentasi, dalam beberapa kasus, adalah mungkin pada tingkat pelanggan individu. Menawarkan unik dapat dibuat untuk seorang pelanggan pada titik waktu yang tepat .
Sales-force automation
Sales-force automation (SFA) adalah bentuk asli dari CRM. Di sini dipergunakan teknologi untuk melakukan manajemen perusahaan dalam menjual aktivitas. Proses penjualan dapat dibentu dari berbagai tingkatan seperti menyediakan generasi, memberikan kualifikasi, identifikasi kebutuhan, pengembangan spesifikasi, membuat proporal, presentasi proposal, menangani obyek, dan menutup penjualan . Software Sales-force automation dapat dikonfigurasikan sehingga hal ini dapat dibuat model untuk proses penjualan dari berbagai jenis industri dan organisasi .
Anda dapat mengunduh slide powerpoint yang bagus tentang manajemen pemasaran di sini .
Software Sales force automation memungkinkan perusahaan untuk secara otomatis mencatat peluang yang muncul dan riwayatnya sesuai dengan jalannya jalur penjualan sampai kesimpulan. Aplikasi SFA yang cerdas berbasiskan kepada data hubungan pelanggan yang dibuat dengan waktu yang tepat bagi orang pemasar melalui berbagai jenis media seperti desktop, laptop, komputer jinjing, personal digital assistants (PDA ) dan telepon seluler. Software Sales force automation memiliki berbagai kemampuan, termasuk pengelolaan peluang, manajemen kontak, pembuatan proposal, dan konfigurasi produk .
Layanan
Otomatisasi layanan memungkinkan perusahaan untuk mengotomatisasi operasi layanan mereka, apakah disampaikan melalui call center, pusat kontak, web atau tatap muka di lapangan. Perangkat lunak yang memungkinkan perusahaan untuk mengelola dan mengkoordinasikan layanan terkait komunikasi in-bound dan out-bound di semua saluran.
Beberapa teknologi adalah umum dalam otomatisasi layanan. Perangkat lunak pengatur panggilan dapat digunakan untuk mengarahkan panggilan supaya masuk ke piranti yang paling tepat. Teknologi seperti respon suara interaktif (IVR) memungkinkan pelanggan untuk berinteraksi dengan komputer perusahaan. Pelanggan dapat masuk ke sistem IVR setelah mendengarkan instruksi menu baik oleh tombol telepon (tombol 1 untuk opsi A, 2 tombol untuk opsi B) atau dengan suara. Jika kontak resolusi masalah pertama adalah tidak mungkin, proses pelayanan mungkin melibatkan otorisasi pengembalian barang, dan siklus perbaikan yang melibatkan penyedia layanan pihak ketiga. Contoh dari proses tersebut termasuk ponsel dan kamera.


Analisa CRM
Analytical CRM berkaitan dengan eksploitasi data pelanggan untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan dan perusahaan. Analytical CRM dibangun di atas dasar informasi pelanggan. Data pelanggan dapat ditemukan di perusahaan-lebar repositori: data penjualan (riwayat pembelian), data keuangan (pembayaran sejarah, nilai kredit), data pemasaran (respon iklan, skema data loyalitas ), layanan data.
Untuk data internal ini dapat ditambahkan data dari sumber eksternal: data geo-demografis dan gaya hidup dari organisasi intelijen bisnis, misalnya. dengan penerapan alat data pertambangan, perusahaan kemudian dapat menginterogasi data ini. Interogasi yang cerdas akan memberikan jawaban atas pertanyaan seperti: Siapa pelanggan kita yang paling berharga? pelanggan mana yang memiliki kecenderungan tertinggi untuk beralih ke pesaing? Mana pelanggan yang akan paling mungkin untuk menanggapi tawaran tertentu?
Analytical CRM telah menjadi bagian penting dari implementasi CRM yang efektif. CRM Operasional berusaha untuk mencapai efektivitas yang penuh tanpa informasi analitis pada nilai pelanggan. Nilai pelanggan CRM mengendalikan banyak keputusan operasional, seperti:
a) Pelanggan yang mana yang harus menjadi sasaran penawaran ini ?
b) Apa prioritas relatif dari pelanggan saat menunggu di telepon, dan apa tingkat pelayanan yang harus ditawarkan?
c) Di mana saya harus memfokuskan usaha penjualan saya?
Dari sudut pandang pelanggan, CRM analitis dapat memberikan yang lebih baik, lebih tepat waktu, bahkan secara pribadi dapat disesuaikan, solusi untuk masalah pelanggan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Dari sudut pandang perusahaan, analitis CRM menawarkan prospek yang lebih kuat dalam cross-selling dan up-selling program, dan lebih efektif dalam mengatasi retensi pelanggan dan program akuisisi pelanggan. Pengecer Wal-Mart menggunakan CRM analitis. Mengumpulkan data dari 1200 tokonya untuk mengidentifikasi segmen yang belanja, apa yang mereka beli dan promosi yang paling efektif. Terus mencoba untuk meningkatkan nilai rata-rata belanja melalui CRM analisis yang efektif.
Sumber referensi :
Francis Buttle, Customer Relationship Management, Butterworth-Heinemann Publishing.

PERILAKU KONSUMEN

PERILAKU KONSUMEN
A. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.
B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan meliputi :
a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.
b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.
c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.
Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.
Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan serta sikap.
C. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli
a. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli Terhadap produk Baru
Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh pembeli potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat membuat keputusan untuk menerima / mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan / adopsi final.
Tahap-tahap proses adopsi:
1. Sadar : konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi mengenainya.
2. Tertarik : konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi mengenai produk baru.
3. Evalusi : konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru tersebut masuk akal atau tidak untuk dikonsumsi.
4. Mencoba : konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraan nilai produk tersebut.
5. Adopsi : konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru tersebut.
b. Tipe-Tipe Perilaku Membeli
Ada empat tipe perilaku membeli, yaitu :
a. Perilaku pembelian yang kompleks
Disini konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga langkah, yaitu: pertama, mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan.
b. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan
Disini konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa tempat untuk mencari yang lebih cocok.
  1. Perilaku pembelian karena kebiasaan
Disini konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif rendah
  1. Perilaku pembelian yang mencari keragaman
Disini keterlibatan konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai pemilihan merek.
c. Tahap-Tahap Proses Membeli
Tahap-tahap dalam proses membeli mwliputi :
a. Pengenalan kebutuhan/masalah
Disini orang yang akan memasarkan produk meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Seorang pemasar akan mengenalkan pada konsumen agar lebih tertarik.
b. Pencarian informasi
Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok, yaitu :
1. Sumber pribadi, meliputi: keluarga, teman-teman, tetangga, dan kenalan.
2. Sumber niaga, meliputi : periklanan, petugas penjualan, penjual kemasan dan pemajangan.
3. Sumber umum, meliputi : media massa dan organisasi konsumen.
4. Sumber pengalaman, meliputi: pernah menangani, menguji, dan mempergunakan produk.
c. Pencarian alternatif
Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu :
  1. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.
  2. Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan Ciri-ciri produk.
  3. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol
  4. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari
  5. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang.
d. Keputusan membeli
Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk
membeli, yaitu :
  1. Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayai
  2. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga : seperti faktor harga pendapatan

STRATEGI PEMASARAN

STRATEGI PEMASARAN
A. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :
1. Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
2. Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
3. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
B. Macam-Macam Strategi Pemasaran
macam strategi pemasaran diantaranya:
1. Strategi kebutuhan primer
Strategi-strategi pemasaran untuk merancang kebutuah primer yaitu:
1. Menambah jumlah pemakai dan
2. Meningkatkan jumlah pembeli.
2. Strategi Kebutuhan Selektif
Yaitu dengan cara :
a. Mempertahankan pelanggan misalnya:
1. Memelihara kepuasan pelanggan;
2. Menyederhanakan proses pembelian;
3. Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk;
b. Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier)
1. Mengambil posisi berhadapan (head – to heas positioning)
2. Mengambil posisi berbeda (differentiated positin)
Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu:
1. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai.
2. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembelian.
3. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada.
4. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.
Strategi Pemasaran
Menurut Armstrong dan Kotler (2000:5), marketing adalah “A societal process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering and freely exchanging products and services of value with others”.
Sedangkan pengertian Marketing strategy menurut Armstrong dan Kotler (2000:37), yaitu “The marketing logic by which the business unit hopes to achieve its marketing objective”.
Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi pemasaran adalah pernyataan pokok
tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan.

Segmentasi (Segmentation)
Menurut Solomon dan Elnora (2003:221), segmentasi adalah ”The process of dividing a larger market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared characteristic”. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis sepert: Usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.
2. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psychografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
3. Perilaku
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara konsumen menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas merek. Cara untuk membuat segmen ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam pengguna dan non-pengguna produk.

Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
• Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
• Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.

Targeting
Menurut Solomon dan Elnora (2003:232), Target market ialah ”Group that a firm selects to turn into customers as a result of segmentation and targeting”.
Setelah pasar dibagi-bagi dalam segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target market.
Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar:

1. Undifferentiated targeting strategy, strategi ini menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan untuk melayani semua pasar.
Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen.
2. Differentiated targeting strategy, perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut.
3. Concentrated targeting strategy, perusahaan lebih memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu segmen yang dianggap paling potensial.
4. Custom targeting strategy, lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual.
Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu:
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan variable-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan.

Positioning
Menurut Solomon, dan Elnora (2003:235), Positioning ialah “Developing a marketing strategy aimed at influencing how a particular market segment perceives a good or service in comparison to the competition”. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dibedakan dari para pesaingnya.
Ada beberapa positioning yang dapat dilakukan:
a. Positioning berdasarkan perbedaan produk.
Pendekatan ini dapat dilakukan jika produk suatu perusahaan mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan dengan pesaing dan konsumen harus merasakan benar adanya perbedaan dan manfaatnya.
b. Positioning berdasarkan atribut produk atau keuntungan dari produk tersebut.
Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan atribut apa yang dimiliki suatu produk dan manfaat yang dirasakan oleh kosumen atas produk tersebut.
c. Positioning berdasarkan pengguna produk.
Pendekatan ini hampir sama dengan targeting dimana lebih menekankan pada siapa pengguna produk.
d. Positioning berdasarkan pemakaian produk.
Pendekatan ini digunakan dengan membedakan pada saat apa produk tersebut
dikonsumsi.
e. Positioning berdasarkan pesaing.
Pendekatan ini digunakan dengan membandingkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh pesaing sehingga konsumen dapat memilih produk mana yang lebih baik.
f. Positioning berdasarkan kategori produk.
Pendekatan ini digunakan untuk bersaing secara langsung dalam kategori produk, terutama ditujukan untuk pemecahan masalah yang sering dihadapi oleh pelanggan.
g. Positioning berdasarkan asosiasi.
Pendekatan ini mengasosiasikan produk yang dihasilkan dengan asosiasi yang dimiliki oleh produk lain. Harapannya adalah sebagian asosiasi tersebut dapat memberikan kesan positif terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
h. Positioning berdasarkan masalah.
Pendekatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan memiliki positioning untuk dapat memecahkan masalah.
Langkah dalam mengembangkan strategi positioning yaitu:
1. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif. Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sendiri sebagai yang memberikan nilai superior kepada sasaran terpilih, maka ia memperoleh keunggulan komparatif.
2. Dalam menawarkan produk dengan suatu competitive advantage, perusahaan harus meyediakan suatu alasan mengapa pelanggan akan merasa bahwa produk dari perusahaan yang bersangkutan lebih baik daripada para pesaingnya.
3. Perusahaan harus mengevaluasi respon dari target market sehingga dapat memodifikasi strategi bila dibutuhkan
Pengertian Saluran Distribusi
Menurut Nitisemito (1993, p.102), Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.
Menurut Assauri (1990 : 3) Saluran distribusi merupakan lembaga-lembaga yang memasarkan produk, yang berupa barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Kotler (1991 : 279) Saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.

Faktor yang mendorong suatu perusahaan menggunakan distributor, adalah:
- Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung.
- Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.
- Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana mereka untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi.
- Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabriknya.

Fungsi Saluran Distribusi
Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik.

C. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.
1. Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar
Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
1. Dasar – dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen
a. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim.
b. Variabel demografi, diantaranya : umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll
c. Variabel psikologis, diantaranya :kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
d. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
2. Dasar – dasar segmentasi pada pasar industri
a. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.
b. Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.
2. Syarat segmentasi Pasar
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif yaitu :
a. Dapat diukur
b.Dapat dicapai
c. Cukup besar atau cukup menguntungkan
d.Dapat dibedakan
e. Dapat dilaksanakan
3. Tingkat Segmentasi Pasar
Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.
a. Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
b. Pemasaran segmen
Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
c. Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit.
d. Pemasaran mikro
Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.
4. Manfaat Segmentasi Pasar
Sedangakan manfaat dari segmentasi pasar adalah:
a. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran.
b. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.
c. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya
D. Menentukan Pasar Sasaran
Langkah-langkah dalam menetukan pasar sasaran yaitu :
1. Langkah pertama
Menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada
2. Langkah kedua
Mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.